Melepas belenggu pendidikan di Indonesia
Jika
Berbicara mengenai praktik Pendidikan saat ini yang ‘membelenggu’ kemerdekaan
peserta didik dalam belajar dengan melihat Perjalanan Pendidikan Nasional
sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaaan, maka perlu kita tahu bahwa Sebelum
kemerdekaan, masyarakat sangat terbelenggu karena tidak adanya akses
pendidikan. Pengaruh utamanya adalah kondisi politik yang pada saat itu
dikuasai pemerintahan kolonial. Pendidikan hanya dapat diakses oleh golongan
tertentu seperti anak-anak Eropa dan anak-anak pejabat. Praktik pendidikan yang
saat ini masih membelenggu kemerdekaan peserta didik dalam belajar di antaranya
peserta didik belum berada pada minat atau potensinya. Ditambah lagi, guru
kurang fokus terhadap proses tumbuh dan kembang peserta didik karena beban
administrasi yang terlalu banyak serta pergantian kurikulum yang terlalu sering
oleh pemerintah yang menjabat. Persoalan di atas disebabkan oleh kurang optimalnya
peran guru BK atau psikolog untuk membantu, mengarahkan, dan menemukan jati
diri peserta didik. Selain itu, beberapa sekolah belum memiliki fasilitas yang
memadai, baik dari segi kualitas pendidik, maupun sarana dan prasarana.
Misalnya, buku penunjang yang kurang efektif dan sulit dipahami oleh peserta
didik.
Model-model pendidikan saat ini menurut saya ada yang dapat
melepas belenggu pendidikan di Indonesia. yaitu pada model-model di Kurikulum
Merdeka. Namun sayangnya, masih perlu dalam perbaikan dan evaluasi karena
berdasarkan kurikulum merdeka yang dijalankan saat ini masih terdapat beberapa
kekurangan yang masih membelenggu peserta didik dalam menemukan minat dan
potensinya.
sebagai seorang calon pendidik, model Pendidikan yang dapat
melepaskan belenggu dan memerdekakan peserta didik menurut saya yaitu:
a.
Mengoptimalkan peran guru BK
atau psikolog melalui kerja sama dengan mitra kampus yang memiliki lembaga
psikologi agar peserta didik dapat terarah sesuai dengan kodrat atau talenta
yang dimiliki setiap anak.
b.
Pembuatan asesmen diagnostik
yang lebih komprehensif dengan mencakup hasil penilaian potensi peserta didik
secara rinci.
c.
Peningkatan fasilitas yang
memadai dengan pelibatan mitra seperti perusahaan swasta, baik di dalam maupun
luar negeri.
d.
Pengadaan buku penunjang
yang melibatkan berbagai praktisi sesuai dengan jenjang, standar, dan kebutuhan
peserta didik.
Komentar
Posting Komentar